Nasib Naas Menimpa Wartawan Srilanka
Memasuki tahun 2009, nasib naas menimpa wartawan di Srilanka. Sedikitnya telah terjadi dua insiden tergadap wartawan di negara tersebut.
Upali Thenakoon, salah seorang redaktur dari surat kabar mingguan Rivira yang berbahasa Sinhala, ditikam diwajah dan kemudian diserang oleh satu kelompok penyerang yang naik sepeda motor pada saat dia berangkat kerja, Jumat, 23 Januari 2009. Isterinya juga mengalami cedera ketika dia berusaha melindungi sang suami.
Serangan yang sama berupa pembunuhan juga terjadi dua pekan sebelumnya terhadap pemimpin redaksi Sunday, Lasantha Wickramatunga, yang juga dicegat dalam perjalanan ke tempat kerjanya oleh orang-orang yang mengendarai sepeda motor.
Pembunuhan itu terjadi hanya beberapa hari setelah orang-orang bersenjata merusak studio utama MBC, radio swasta terbesar di Srilangka.
Media di Srilanka mengemukakan bahwa Srilangka mempunyai sejarah panjang aksi kekerasan terhadap para wartawan, dan para penyerangnya jarang diseret ke pengadilan.
Kendati demikian, Presiden Srilangka Mahinda Rajapaksa telah berjanji sejak pembunuhan Wickramatunga, untuk mengubah hal itu dan para tersangka telah ditahan dalam kasus MBC.
AS “Terkejut”
Amerika Serikat (AS) mengata-kan, pihaknya “dikejutkan” oleh aksi kekerasan terhadap wartawan di Srilangka tersebut (kasus penikaman terhadap redaktur surat kabar mingguan Rivira).
“AS dikejutkan oleh berlangsungnya serangan-serangan fisik dan ancaman terhadap insan pers di Srilangka,” kata penjabat juru bicara Deplu AS, Robert Wood, dalam pernyatannya.
“Ini adalah laporan serius yang bisa menyebabkan memburuknya kondisi kebebasan media di Srilangka,” ujarnya.
Deplu AS menyeru pemerintah Srilangka untuk melindungi seluruh warganya dengan menegakkan hukum dan peraturan, mencegah terjadinya intimidasi terhadap media, serta bertindak cepat melakukan penyelidikan berkaitan serangan-serangan terhadap para wartawan dan penduduk sipil lain. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar