Minggu, April 05, 2009

Mencontoh Lebah

Menurut para peneliti, binatang kecil ini dapat menghimpun makanannya untuk bertahun-tahun, sedangkan usianya sendiri tidak sampai satu tahun. Semut juga dikenal sebagai pekerja keras dan memiliki sifat kegotongroyongan yang tidak mengenal lelah. Bahkan binatang ini mampu memikul beban berat yang besarnya tiga kali melebihi ukuran tubuhnya.


Mencontoh Lebah

Oleh : Gunt Sumedi

Pada kegiatan pengajian, tauziah atau semacamnya, sering kita mendengar ceramah ustadz yang menggambarkan sifat dan kehidupan tiga binatang kecil yang menjadi nama dari tiga surah di dalam Al Qur’an, yaitu An Naml (semut), Al Ankabut (laba-laba), dan An Nahl (lebah). Digambarkan, semut dalam menjalani kehidupannya, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa henti.

Menurut para peneliti, binatang kecil ini dapat menghimpun makanannya untuk bertahun-tahun, sedangkan usianya sendiri tidak sampai satu tahun. Semut juga dikenal sebagai pekerja keras dan memiliki sifat kegotongroyongan yang tidak mengenal lelah. Bahkan binatang ini mampu memikul beban berat yang besarnya tiga kali melebihi ukuran tubuhnya.

Akan halnya laba-laba, binatang ini dikenal dengan sarangnya yang sangat khas dan unik. Sepintas tampak tak punya keistimewaan, tapi begitu ada binatang sebangsa terperangkap, maka akan sulit melepaskan diri, karena sarang yang sekaligus merupakan jeratan itu, seolah menggulung dan menyedot tenaga binatang yang terperangkap di situ.

Bukan cuma itu, disebutkan binatang ini juga memiliki sifat kanibal. Yakni selesai melakukan perkawinan, sang betina sering tak segan-segan menghabisi pejantannya dengan cara menjeratnya melalui sarang hingga mati. Bahkan sejak awal kelahirannya, telur-telur yang sudah menetas dalam jumlah ratusan hingga ribuan itu, berdesak-desakan dan saling memangsa di antara mereka. Ini sebuah potret kehidupan yang sadis dan sangat mengerikan tentunya.

Berbeda dengan lebah, yang oleh banyak kalangan dianggap sebagai model kehidupan binatang yang memiliki karakteristik yang nyaris sempurna tanpa cacat. Sebab tidak ada bagian kehidupannya yang tidak bermanfaat. Bahkan sengatannya yang sering digunakan sebagai senjata, pun oleh para ahli pengobatan alternatif sering dijadikan sarana. Begitu pula sarangnya yang kebanyakan berbentuk segi enam, oleh para ahli disebutkan sebagai tempat tinggal yang paling efisien, jauh dari pemborosan.

Makanan lebah pun tidak sembarangan. Binatang ini hanya mau makan dari yang baik-baik saja, yakni kembang dan sari bunga yang manis dan bersih. Lebah juga mampu mengolah makanannya menjadi madu yang multi fungsi bagi kehidupan manusia.

Dari aspek sumber daya dan potensi diri, kawanan lebah dikenal sebagai tipikal makhluk binatang yang sangat produktif, berdedikasi tinggi, serta penuh kedisiplinan. Tidak ada satu pun di antara mereka yang tidak memiliki peran. Dengan kata lain, tidak ada yang menganggur.

Boleh jadi ayat-ayat Allah SWT melalui tiga surah di atas, diturunkan dalam kerangka kepentingan umat manusia. Agar manusia bisa mengambil pelajaran dalam melaksanakan kehidupannya sehari-hari sebagai hambaNya, sekaligus sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi ini.

Kita semua tentu sadar, bahwa di sekeliling kita masih sangat banyak orang yang secara sadar atau tidak sadar menjalani kehidupannya persis layaknya semut.

Mereka berkeliaran di setiap jengkal sudut di muka bumi ini, tanpa rasa risih meski harus mempertontonkan keserakahan dan kerakusannya. Mereka kerap berlebih-lebihan dalam menuntut hak dan juga berlebih-lebihan dalam mengingkari kewajibannya.

Demikian juga manusia yang memiliki tipikal laba-laba. Mereka seolah tidak berpikir lagi, makanan apa yang akan dimakan hari ini? Melainkan siapa yang bisa dimakan hari ini? Boleh jadi siapa pun dan di mana pun kita, tentu berpotensi memiliki tipikal atau gaya hidup seperti semut atau seperti binatang super serakah, laba-laba.

Karena memang kedua binatang ini dikategorikan sebagai binatang tercela dan sewaktu-waktu bisa membawa kebinasaaan bagi peradaban sekitarnya.

Nah, bagi kita yang berprofesi sebagai apapun dalam kehidupan sehari-hari, tak terkecuali wartawan, agar bisa terhindar dari watak atau sifat semut dan laba-laba, maka sebaiknya kita mengambil pelajaran atau mencontoh dari cara hidup lebah. Karena dalam kenyataannya, seluruh kehidupan lebah itu memiliki manfaat yang multi fungsi bagi manusian dan lingkungannya. ***

Tabloid "Koran PWI", edisi Maret 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar